Bisnis Multi Level Marketing

Mengenal apa itu bisnis multi level marketing penting sekali diketahui jika Anda ingin menjual produk dengan sistem komisi piramida. Distributor produk dari bisnis ini dibayar sesuai persentase penjualan dan perekrutan downline.

Hingga hari ini sangat banyak bisnis MLM diterapkan pada produk skincare dan herbal. 

Dalam memilih Bisnis multi Level Marketing kalian harus bener-benar memperhatikan sistemnya,

Sebaiknya hindari sistem bisnis MLM yang menggunakan sistem member,

Jadi jika ingin bergabung kalian harus membayar terlebih dulu atau dengan embel-embel membeli produknya.

Kebanyakan bisnis Multi level tidak pernah bertahan lama, Bahkan kebanyakan dalam rentan waktu 2 tahun saja sudah runtuh.

Karena sistem nya yang kurang baik hanya fokus pada pencarian member dan jual produk tanpa di imbangi dengen pembekalan kemampuan marketing yang bagus.

Baca Juga : Digital Marketing Funnel: Urutan Dan Contoh

Bisnis Multi Level Marketing

Bisnis Multi Level Marketing

Pengertian bisnis multi level marketing adalah bisnis dimana penjualan produk dilakukan oleh tenaga kerja (member) non gaji.

Pembayaran diberikan oleh perusahaan dalam bentuk komisi berbentuk piramida.

Terdapat 3 jenis multi level marketing yaitu jenis binary plan, sistem matrix dan sistem break away.

Sistem binary plan mengutamakan keseimbangan jaringan hanya dua frontline saja.

Semakin seimbang jaringan kanan dan kiri, maka komisi untuk member atau distributor juga meningkat.

Tetapi jika tidak seimbang, bonus akan diambil untuk perusahaan. 

Sistem matrix dimana jaringan dikembangkan dengan 3 frontline saja.

Sedangkan sistem break away from mengutamakan kelebaran. Semakin ramai frontline bergabung, maka bonus diterima semakin besar.

Menariknya, sistem ini memungkinkan downline lebih sukses dibandingkan upline. 

Perbedaan Bisnis Multi Level Marketing Dan Bisnis Biasa 

Bisnis terus beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi. Tujuan utamanya untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan.

Selain bisnis MLM, ada juga bisnis biasa seperti dilakukan pebisnis pada umumnya.

Terdapat perbedaan antara kedua bisnis ini. 

Baca Juga : Direct Marketing: Tujuan, Contoh dan Faktor Pendorong Pertumbuhan

1. Modal 

Modal dibutuhkan sangat besar untuk memulai bisnis konvensional.

Mulai dari membeli bahan, peralatan pembuatan hingga pemasaran, surat perizinan, promosi hingga lainnya.

Berbeda dengan bisnis MLM, sekali join sekitar Rp 100.000 bahkan bisa lebih. 

Harga tersebut biasanya sudah termasuk kartu member, buku panduan, brosur dan yang lainnya.

Promosi bisa dilakukan secara online melalui media sosial gratis.

Artinya modal dibutuhkan tidak terlalu banyak dibandingkan bisnis konvensional.

2. Tempat dan Waktu 

Bisnis konvensional membutuhkan tempat jualan. Pebisnis dapat menyewanya atau membangun toko di lahan sendiri.

Sedangkan untuk memulai bisnis MLM tidak membutuhkan tempat.

Karena seperti disebutkan di atas promosi bisa dilakukan melalui media digital. 

Waktu untuk kegiatan pemasaran bisnis online biasanya mulai jam 08.00 -23.00.

Jadwal operasional ini tergantung lagi produk dijual dan pemilik toko.

Sementara itu, bisnis MLM kapan saja dan dimana saja produk dapat dipromosikan atau dipasarkan. 

Baca Juga : Tugas Marketing: Executive, Manager, Communication dan Officer

3. Biaya Operasional 

Bisnis konvensional membutuhkan biaya operasional cukup besar.

Selain itu, jika produknya agak jauh penjual harus memiliki kendaran untuk membeli bahan dan mengantar produk.

Modal yang dibutuhkan selain untuk peralatan produksi dan sewa toko, banyak biaya lainnya. 

Berbeda dengan bisnis MLM dimana member atau kontributor yang sudah bergabung dapat menjual produk meskipun minim modal.

Biasanya membutuhkan pulsa atau kuota internet karena promosi digital. Modal untuk membeli produk stok produk dan transportasi. 

4. Jangkauan Pasar 

Bisnis konvensional contohnya pasar sayuran, target konsumen hanya masyarakat sekitar saja.

Jika memiliki toko grosir dan eceran bisa menjangkau beberapa desa.

Kecuali jika bisnis atau toko sudah memiliki banyak cabang. 

Berbeda dengan bisnis MLM produk bisa ditawarkan kepada siapa saja dengan mudah.

Tinggal mengupload konten produk, maka pengguna media sosial atau media digital seluruh Indonesia dapat mengetahuinya.

Baca Juga : Strategi Marketing Online Dan Contoh

Contoh Bisnis Multi Level Marketing

Bisnis Multi Level Marketing

Contoh bisnis multi level marketing cukup banyak. Bahkan sejumlah merek tersebut memang dikenal dengan baik oleh masyarakat.

Popularitas bisnis ini dikarenakan proses gabung jadi member mudah serta komisinya banyak. 

Salah satu brand menggunakan sistem MLM adalah Oriflame, MSI, Van Jovem, Mesin Pulsa, Qnet, dimana member disebut sebagai konsultan.

Setelah join, diberikan katalog untuk memudahkan promosi.

Member yang berhasil menjual produk memperoleh keuntungan dari selisih harga. 

Jika member berhasil mengajak orang lain bergabung, akan diberikan bonus poin atau reward.

Pangsa pasar Oriflame sangat luas sebab produknya bisa digunakan oleh semua kalangan.

Jika penjualan berhasil memenuhi target, akan diberikan diskon tambahan.

Baca Juga : Social Media Marketing: Strategi dan Contoh

Itulah contoh bisnis multi level marketing diantara banyak produk lainnya seperti Tupperware, Nu Amoorea, Herbalife.

Semua brand tersebut dapat Anda coba join. Jika minim modal, dapat memilih brand harga join yang lebih murah.

Misalnya puluhan ribu rupiah saja seperti Oriflame dan Nu Amoorea.

Sekian Ulasan mengenai MLM dari binisman.id, harap cermat dalam memilih setiap bisnis yang ingin di jalankan supaya tidak merugi di kemudian hari.

Biznis an

berpengalaman dengan latar belakang yang kuat dalam strategi pemasaran, pengelolaan keuangan, dan pengembangan usaha kecil hingga menengah. Dengan lebih dari [jumlah tahun] tahun pengalaman dalam berbagai industri, Biznis an telah membantu banyak perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis mereka melalui pendekatan yang inovatif dan berfokus pada hasil.

Bagikan: