Experiential marketing adalah salah satu metode pendekatan dalam pemasaran yang dilakukan dengan menciptakan pengalaman bagi konsumennya. Selain itu, ia berlandaskan pada sifat dua arah antara konsumen dengan brand,
Berpotensi untuk meningkatkan brand awareness seiring berjalannya waktu.
Yang paling umum mungkin untuk menjadi contoh dari Experiential marketing ketika kita ingin menonton sebuah konser di lapangan secara langsung dan harus mengantri untuk membeli tiket,
Yang mana sebenarnya kalian dapat melihatnya di aplikasi streaming seperti youtube atau bahkan televisi dengan artis serta lagu yang sama,
Jawaban untuk hal ini adalah pengalaman, Ketika kalian dapat untung menonton konser bukan hanya mendengar lagu saja
Akan tetapi semua panca indra dapat merasakan atmosfer berbeda misalnya bertemu artis favorite,
Sesama fans dan bahkan banyak pengalaman lainnya yang dapat dirasakan. untuk ulasan lebih jelasnya sebagai berikut.
Baca Juga : Gaji Digital Marketing Pemula Dan Specialis
Contoh dan Jenis Experiential Marketing
Setelah memahami definisi dari strategi ini, kami akan menyajikan beberapa contoh experiential marketing.
Disisi lain, cukup sering dijumpai beragam brand atau merek perusahaan besar di dunia mengimplementasikan metode ini.
Contohnya, pada pembahasan terkait sampel beserta jenisnya.
1. Course Kelas Tertentu atau Workshop
Penggunaan jenis metode ini bisa dikatakan cukup efektif agar bisa terhubung dengan audiens melalui penyampaian materi.
Tidak hanya itu, mereka yang berpartisipasi dalam course seperti ini juga memperoleh wawasan tambahan terkait topik tertentu.
Salah satu contoh perusahaan yang mengaplikasikan metode ini adalah Visinema Picture,
Yaitu penyelenggaraan kelas Ramadhan melalui Visinema Campus dengan materi pembahasan mengenai filmmaking.
Partisipan dapat mengikuti course ini secara online dan tanpa dipungut biaya.
2. Pop-Up Experiences
Pop-Up event pada dasarnya bersifat sementara. Karena tujuan mereka mengadakan acara seperti ini adalah untuk menarik perhatian para audiens agar mau mengunjunginya.
Selain itu, bentuk dari pop-up event yang sering dijumpai adalah bazaar, pertunjukan live, pameran seni, dan sebagainya.
Contohnya, period shop yang diselenggarakan oleh Kotex.
Brand ini menyediakan pop-up shop yang menawarkan berbagai keperluan kalangan perempuan saat menstruasi.
Tidak hanya itu, mereka juga membuka forum diskusi dengan topik pembahasan terkait menstruasi secara umum.
Baca Juga : Single Level Marketing Adalah: Pengertian dan Contoh
3. Single – Person Events
Selain dari mencapai salah satu tujuan experiential marketing dalam mempengaruhi seseorang agar tertarik pada produk mereka.
Hal ini juga diharapkan untuk memberikan pengalaman unik agar membekas bagi audiensnya, bisa dilakukan dengan memberi tantangan kepada orang lain.
Seperti sampel dari brand Coca-cola yang mengadakan single – person event ketika mempromosikan film SkyFall.
Disini, staf karyawan memberikan tantangan kepada audiens untuk membeli produknya di feeding machine dalam waktu singkat serta akan dihadapkan dengan beberapa rintangan.
4. Product Showcases
Metode ini tidak hanya menampilkan sebuah produk,
Tetapi mereka juga memberikan demonstrasi serta kesempatan bagi para calon konsumen yang hadir dalam event itu untuk mencoba produknya.
Melalui product showcases, informasi mengenai brand mereka tersampaikan secara efektif.
Salah satu contohnya adalah E3 Expo yang merupakan sebuah agenda besar dimana mereka memberikan fasilitas untuk memenuhi kebutuh seseorang dalam industri permainan.
Seperti, game developer, publisher, produsen konsol, dan sebagainya.
Indikator Experiential Marketing
Dalam menciptakan suatu iklan pemasaran sebuah produk barang maupun jasa yang dapat memberikan pengalaman khusus
Kepada konsumennya perlu memperhatikan aspek pendekatan yang salah satunya ialah Strategic Experiential Modules dengan beberapa indikator seperti berikut ini:
Pengalaman Terhadap Panca Indera (Sense)
Ini merupakan suatu upaya dalam menciptakan pengalaman yang akan mempengaruhi panca indera seorang konsumen potensial,
Mulai dari penglihatan (mata), pendengar (telinga), sentuhan, rasa (lidah) sampai bau (hidung).
Hal ini dilakukan dengan tujuan tertentu, seperti menjadi pembeda saat individu akan mengidentifikasi identitas dari produk yang ditawarkan.
Selanjutnya adalah sebagai motivator dengan memberikan dorongan berupa kalimat persuasi kepada konsumen agar mereka mau mencoba dan membelinya.
Baca Juga :
Pengalaman Afektif yang Mempengaruhi Perasaan Seseorang
Indikator kedua ini merupakan metode dengan penggunaannya dalam memberikan kesan sebuah merek atau brand
kepada konsumen melalui interaksi dan komunikasi yang selalu berkembang dalam memasarkan suatu produk.
Oleh sebab itu, mereka yang bertugas untuk memasarkan produk dari perusahaannya sangat diharapkan mampu memahami barang atau jasa miliknya dengan baik.
Hal ini bertujuan agar calon pembeli tergerak emosinya serta imajinasinya supaya mempunyai keinginan untuk membeli.
Kurang lebih seperti inilah pembahasan mengenai experiential marketing sebagai metode
Atau strategi pemasaran yang telah digunakan oleh beberapa perusahaan (brand) besar dalam mempromosikan produk mereka kepada calon konsumen potensial.